Rabu, 22 September 2010

My First Love


Hari pertama Winda masuk sekolah di phoenix school.
“aduh ni sekolah... serem amat deh! Ga tau dah gimana nasib gue sekolah di sini....!” Winda.
Winda mencari kelas 8A. Kelasnya.
“hi, anak baru ya?! Kenalin aku Putri.” Sapa salah satu anak di kelas 8A itu.
“iya, aku Winda...” Winda.
“kamu boleh duduk di sebelahku kalo mau...” Putri.
“makasi ya...” Winda.
“sama-sama..” Putri.
Ga beberapa lama udah ada anak masuk ke kelas.
“putri gilaaa! Joe bakalan masuk di sini lagi lo katanya!” omong anak cewek yang menghampiri Putri.
“serius? Ya ampun!” Putri.
“anak baru ya?” cewek itu.
“iya, kenalin Winda..” Winda.
“oh, aku Cinta.” Cinta.
Kelas 8A pun mulai banyak murid yang datang. Mereka semua dah pada kenalan sama Winda. Walau sedikit risih karena Winda anak baru, tapi Winda lumayan ramah sama semua orang yang nyapa dia. Bel pun berbunyi.
“ini bel apaan ya?” Winda.
“ini bel kita kumpul dilapangan!” gusti.
“oh, thanks ya..” Winda.
“sama-sama...” gusti.
Winda pun kelapangan. Sesampainya di sana dia dah ngelakuin hal-hal yang memang harus di kerjaiin di sana. Akhirnya semua selesai.
“pelajaran pertama music uhuuu....” Dita.
“yeeee...” kata anak-anak lain.
Anak-anak kelas 8A pun naik ke music room. Sesampainya di music room.
“pagi anak-anak!” kata guru yang memang dah di situ dari tadi.
“pagiiiii....” sapa balik anak-anak.
“yang duduk di ujung anak baru ya?” guru itu.
“ya, saya murid baru di sini... kenalin nama saya Winda.” Winda.
“oh, saya guru music di sini. Nama saya Eka. Panggil aja miss Eka.
“iya miss.” Winda.
“kamu bisa main alat music?” miss Eka.
“bisa...” Winda.
“alatt music apa?” miss Eka.
“drum ama gitar.” Winda.
“wah Winda, kamu bisa main drum ma gitar? Keren..” Putri.
“coba dong kamu mainin drumnya miss mau denger.” Miss Eka.
Wida pun beranjak dari tempat duduknya dan menuju ke drum yang ada di sebelah papan tulis.
“mainnya yang jkaya gimana?” Winda.
“kaya apa aja...” miss Eka.
Winda pun mengambil stick drumnya dan memulai permainannya. Semua anak-anak pada liatin Winda. Sampe-sampe ada yang kedip liat dia main drum.  Tapi salah satu murid ada yang suka sama permainan Winda, Meta.
“Winda kamu keren banget!” Widy.
“iya...!” Kevin.
“makasi temen-temen.” Winda.
“wah Winda, kamu bagus main drumnya! Miss suka.” Miss Eka.
“makasi miss...” winda.
“apa tuh?! Gitu doing sombong! Dasar loe cari muka!” bisik Meta ke Angel.
“iya! Dasar tuh anak baru!” balas Angel.
“ya udah anak-anak berhubung Karenna kalian baru pertama masuk sekolah, jadi semuanya free... terserah kalian mau ngapain aja!” miss Eka.
Anak-anak pun langsung ngambil alat music yang bisa mereka mainin.
“Winda, kamu keren banget tadi main drumnya!” Putri.
“thanks ya...” Winda.
“kalo gitar kamu kan bisa.. main dong. Nih gitarnya.!” Tara.
“ok..” Winda.
Winda pun main gitar dengan melodi-melodi yang ga bisa diem deh kalo dengernya. Bawaannya pasti pengen nari-nari gitu.
“weeh mang keren kamu ni!” Tara.
“thanks...” Winda.
“sejak kapan kamu bisa main drum  ma gitar?” agus.
“dari kelas 4.” Winda.
“keren!” agus.
“thank u Gus!” Winda.
Pada waktu itu anak-anak seakan berpaling ke Winda karena kehebatannya memainkan 2 alat music itu.
“sialann tu anak! Kalo kaya git uterus, gue ga bakalan jadi trend lagi di school! Gimana nih?” Meta.
“kamu ga bakalan kalah ko Met!” angel.
“tunggu pembalasan gue Winda!” Meta.
Tanpa terasa bel udah bunyi. Anak-anak pun balik kekelas. Di tengah jalan Winda ngeliat cowok ganteng banget. Winda Cuma liat aja. Anak itu bawa stick drum.
“tu cowok siapa?” Winda.
“oh itu... namanya Raka. Dia juga pinter main drum! Temen ceweknya banyak lho! Ga salah, dia ga pernah milih-milih kalo temenan. Baik, tapi nakal minta apmpun dah! Keras kepala!” kata Putri panjang lebar.
“oh! Cakep ya...” Winda.
“naksir loe ya?” Putri.
“ga ko...!” Winda.
“ngaku deh!” Putri.
“ga! Orang di bilangin ga juga!” Winda.
“terserah lah. Aneh kalo cewek ga naksir dia. Ga normal!” Putri.
“maksud loe apa ha?” Winda.
“kidding man!” Putri.
“kiraiin!” Winda.
Semuanya biasa-biasa aja. Sampe bel puulang bunyi.
“mau ambil exkul ga?” Tara.
“ada apaan aja?” Winda.
“music, art, maths, basket, macem-macem lah!” Tara.
“boleh juga tuh kalo music!” Winda.
“gue dah nebak! Pasti loe milih music!” Putri.
“kenapa emangnya?” Winda.
“loe kan pinter music!” Putri.
“terserah lah... kalian apa?” Winda.
“masih bingung kalo gue...” tara.
“gue juga!” Putri.
“ya udah, gue ke music room ya... bye!” Winda.
“ya, bye...” putri dan Tara.
Winda pun menuju music room. Sesampainya di music room betapa terkejutnya dia, Raka lagi duduk sambil mandangin black berrynya. Awal-awalnya Winda sempat bingung. Mau bilang apa dia di situ. Tapi take it easy lah!
“eh Winda...” miss Eka.
‘uh untung dateng nih guru! Kalo ga mau bilang apa gue, soalnya di sini ada si Raka. Tapi dia cakep bangettt...’ kata Winda dalam hati.
“Winda!” miss Eka.
“eh iya miss...” winda.
“mau ambil extra ya?” miss Eka.
“iya nih miss...” Winda.
“mau extra apa?” miss Eka.
“aku drum aja deh miss, aku lagi focus-fokusnya main drum.” Winda. Dalam hati dia berharap bakaln bareng ma Raka.
“oh kamu mau drum ya... kamu tunggu dulu disana, di sebelahnya anak yang bawa hp itu. Dia Raka, dia juga ambil extra drum.” Miss Eka.
“iya miss, makasi.” Winda.
Winda pun duduk di sebelah tembok sambil nyender. Jarak duduknya lumayan jauh ma Raka. Sesaat kemudian...
“eh, anak baru loe ya?” Raka.
Winda sempat bengong karena di sapa dengan Raka.
“iya...” Winda.
“nama loe siapa?” Raka.
“gue Winda, loe siapa ya?” winda.
“kenalin gue Raka!” kata Raka sambil pindah duduk di sebelahnya Winda.
Pada saat itu, Winda Cuma deg-degan minta ampun dadanya. Dalam hatinya Cuma bisa bilang. ‘gila ni cowok! Ganteng banget!’
“ko bengong?” Raka.
“ah? Ga papa ko.... aku kan anak baru, maklum lah liat-liatin kelas ini!” bohong Winda.
“oh! Kiraiin gue ada yang aneh. Loe ngapain di sini?” Raka.
“gue disini ambil extra drum.” Winda.
“wah sama! Gue juga... sejak kapan kamu main drum?” Tanya Raka sambil menatap mata Winda.
‘Tatapannya gilaaaaaaaa.....’ kata Winda dalam hati.
“hmmm dari kelas 4.” Winda.
“oh...” raka.
“Raka, nanti kamu mainnya bareng Winda ya! Kalian udah kenalan belum?” miss Eka.
“iya miss, baru san selesai kenalan.” Raka.
“nah Win, kalo mau Tanya-tanya, Tanya ma Raka ya...” miss Eka.
“iya miss.” Winda.
“gue mau liat loe main drum dong!” Raka.
“tapi gue ga bawa sticknya..” Winda.
“nih pake puny ague!” kata Raka sambil menyodorkan stick yang emang udah dia ppegang dari tadi.
“kereeen! Kamu dapet sticknya dari mana? Warnanya item!” Winda.
“oh itu, aku dikasi ma mama aku waktu dia pergi ke Korea.” Raka.
“ga papa nih gue pinjem?” Winda.
“ga papa!” Raka.
Pada saat Winda hendak memainkan drum hp Raka berbunyi.
“hallo... apa? Mama? Mama kenapa ka? Ya udah aku pulang sekarang!” Raka.
“Raka loe kenpa?” Winda.
“gue harus pulang nih! Gue tinggal dulu ya... bye..” Raka.
“Rak... Raka! Sticknya!” Winda.
Tapi Raka tidak mendengarkannya sedikit pun.
“Rasanya dia lagi ada hal penting banget deh! Biarin lah, gue dapet bawa sick drumnya seharin! Uhuuu..” Winda.
“lho, Raka mana?” miss Eka.
“dia pulang miss, rasanya penting deh!” Winda.
“oh...” miss Eka.
Bel berbunyi saat main drum pun selesai. Di jalan tempat keluar dari kelas-kelas yang begitu banyak Winda melihat mobilnya. Setelah lama melihat-lihat dia menemukan mobilnya.
“pak. Pulang ya...” Winda.
“iya non.” Pak Maman.
Dimobil Winda Cuma bengong mandangin stick drum yang dikasi pinjem ma Raka. Dia Cuma heran ko cepet banget dia pulang padahal dia pengen lama bareng dia. Tapi itu ga kejadian di hari pertamanya sekolah. Yang kejadian Cuma dapet pinjem stick drumnya doing. Ya ga papa lah, asal udah dapet. Yang ga bisa dilupaiin Winda adalah bau harum tubuh Raka yang amat fresh.
“non dah nyampe, ga turun ya?” pak Maman.
“udah ya pak? Ko ga bilang-bilang sih?!” Winda.
“yeee nonnya yang begong gitu sih!” pak Maman.
“yah! Bapak ini!” Winda.
“sayang dapet dari mana tu stick drum? Tumben mama liat.” Sapa mama saat ngeliat stick yang di bawa Winda.
bersambung......


Tidak ada komentar:

Posting Komentar