Rabu, 29 September 2010

My First Love (2)


“oh ini, punya temen ma! Ma aku nak ke atas dulu ya.. byeee...” Winda.
“makan dulu!” Suruh mama.
“Nanti ma!” kata Winda yang suaranya mulai mengecil saat naik tanggaa.
Sesampainya di kamar Winda ga bisa berhenti mikirin Raka. Dia bener-bener dah keseret gara-gara ke gantengannya Raka yang bener-bener sempurna. Tinggi, keren, gaul. Ga ada kurangnya deh. Apalagi pake sepatu DC warna putih. Makin sempurna tampilan anak itu.
“Winda makan dulu...” kata mama yang tiba-tiba dah masuk ke kamar Winda.
“mama, kalo masuk ketok pintu dulu dong!” Winda.
“iya maaf! Anak mama pasti lagi ada hal seru ya di sekolah?!” Tanya mama.”
“ga ada ko ma! Biasa aja! Ko Tanya aku sih?! Ga Tanya kakak aja!” Winda.
“kakakmu belum dateng!” mama.
“lho ko belum dateng? Ini kan dah sore ma..?” Tanya Winda penasaran.
“katanya dia pergi bareng temenya sambil beli perlengkapan sekolahnya katanya.” Omong mama.
“oh! Ma, keluar gi, aku mau mandi ma!” usir Winda.
“ih anak ini! Kenapa sih!” canda mama.
“mama!” Winda.
“ya,ya keluar sekarang!” mama.
Klik. Suara pintu yang di tutup mama. Winda pun mandi. Setelah lama mandi Winda langsung keluar dari kamarnya.
“makaaaannn...” Winda.
“bi, mama mana?” Tanya Winda setelah lama tidak melihat mamanya.
“pergi non.” Bibi.
“oh, bi ada apa aja?” Winda.
“ni non” Bibi.
Winda pun makan. Setelah makan dia lalu beranjak ke kamarnya. Tapi sebelum sampai di atas ada yang mengetuk pintu.
Tok, tok, tok.
“iya bentar.” Kata Winda sambil turun balik ke bawah.
Winda membuka pintunya dengan wajah yang kecut.
“Winda, hehe... mama mana?” Windi.
“kakak! Ko baru pulang?” winda.
“jalan-jalan.” Windi.
“gggrrrr...!!!!!” Winda.
“apa sih kamu?!” Kata kakaknya sambil nyengir.
“mama pergi.” Winda.
“oh ya, ni kenalin pacar kakak!” windi.
“mana?” Winda.
“ini....” windi.
“kenalin Cakka, aku pacar kakakmu...” kata Cakka ramah pada Winda.
“oh, Winda... baik-baik ya pacaran ma kakakku... harus dijaga baik-baik! Hehehe...” Winda.
“iya! Pasti kok!” Cakka.
“padahal kakak mau kenalin Cakka ke mama. Eh mamanya pergi. Gimana Cak?” Tanya Windi ke Cakka.
“ga papa ko Win, kalo gitu gue balik ya...” Cakka.
“ya udah, hati-hati ya Cak.. bye” Windi.
“bye...” Cakka.
“ka, pacar kakak cakep eh! Aku mau!” canda Winda.
“kamu nih! Cari sendiri dong. Kaya kakak pinter, banyak yang naksir! Ga kaya kamu nih!” ejek Windi.
“eh sialan kakak! Liat ya, aku pasti dapet cowok yang keren! Huh!” Winda.
“terserah kamu! Deeee...” Windi.
“kakak, kakak...” gerutu Winda.
Hari pun berlalu. Sekarang malam dan waktunya tidur. Mama, papa. Semua udah pulang.
                                                     JJJ

Esok paginya...
“ka! Ko ga bangunin aku sih?!” ketus Winda.
“kakak juga lupa bangun tau!” Windi.
“mati dah kita telat!” Winda.
Mereka berdua mandi kilat, ganti baju secepat mungkin. Saking ga mau telatnya, tali sepatu ga ada yang ngiket.
“ma ga sarapan ya! Udah telat!” Windi.
“iya ma, pa! Bye...!” Winda.
“anak-anak!” mama.
“pak, cepet! Dah telat nih!” Winda.
“yang mana duluan nih non?” pak maman.
“aku!” Winda dan windi barengan.
“aku dulu!” Winda.
“ya udah deh!” Windi mengalah.
Di tengah jalan mereka Cuma menggerutu. Soal telat sekolahhnya itu. Mereka saling menyalahkan satu sama lain.
Sesampainya di sekolah Winda.
“dada ka... hati-hati di jalan ya!” Winda.
“iya! Bye..” Windi.
Satu hal yang di lupain ma Winda. Ngiket tali sepatu. Ditengah jalan dia ketemu temen-temennya udah pada mau kelapangan.
“aduh mati gue! Kelas pasti dah mau di tutp nih!” Winda.
Hal yang malang pun terjadi pada Winda. Dia jatuh karena nginjek tali sepatunya sendiri. Anak-anak kelas lain Cuma ketawa-ketawa kecil liat Winda. Seseorang tiba-tiba menghampiri winda yang masih belum beranjak bangun karena kakinya terluka.

bersambung...
(maaf kalo ada salah-salah kata)    :) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar