Kamis, 30 September 2010

My First Love (3)


“loe ga papa?” Raka.
“Raka...” Winda.
“loe ga papa kan?” Tanya Raka serius.
“ga papa ko.” Winda.
“biar aku bantuin ya...” ajak Raka.
“ga usah! Aku bisa sendiri ko.” Winda.
Walaupun Winda nolak, tapi Raka tetep bantuin Winda.
“biar aku anter ke UKS ya?! Kamu ga usah apel deh!” kata Raka penuh perhatin. Secepat mungkin hati winda luluh.
‘coba gue punya cowok kaya dia...’ katanya dalam hati.
“gimana?” Raka.
“ga usah, aku bisa kok!” Winda.
“ga usah apanya? Orang lututmu berdarah gitu... pokoknya harus diobatin! Biar ga infeksi. Ya?” Raka.
Winda udah ga bisa bilang apa-apa. “ ya udah deh..” pasrah Winda yang udah ga bisa nolak kebaikan Raka.
Sesampainya di UKS..
“nah kamu nanti ke situ. Biar di obatin ma mba itu. Ya?” Raka.
“ya, thanks ya Raka..” Winda.
“ya ga papa ko! Aku tinggal dulu ya... bye” Raka.
“bye Raka...” Winda.
Sesudahnya di obati, Winda langsung masuk kelas.dikelas dia ditanya ko ga apel pagi-pagi. Ya dia jawab luka tadi. Untung aja ga di hokum.
                              JJJ


Bel lunch pun bunyi.
“lho Win., ngapain loe bawa stick drum?” Tara.
“hmmm ini stick drumnya Raka.” Winda.
“apa? Raka? Ko bisa?!” Tanya Tara penasarn.
“kemaren aku ke music room kan? Terus aku ketemu dia. Aku kenalan ma dia. Katanya dia mau liat aku main drum, tapi aku ga bawa stick drumnya. Dia ngasi aku pinjem deh!” jelas Winda.
“oh! Gila kamu ko dikasi pinjem ama dia ya? Padahal dia paling pelit kalo di pinjemin stick drum yang item itu..” Tara.
“serius loe?” Winda.
“iya! Tanya deh anak-anak kalo ga percaya.” Tara.
“ya percaya deh!” Winda.
“makan yuk?” ajak Tara.
“ayo.! Aku juga udah laper nih!” Winda.
Mereka berdua pun menuju kantin untuk makan siang mereka. Sesampainya di kantin.
“mau makan apa loe?” Tanya Tara ke Winda.
“apa ya? Mie aja deh! Lagi males..” Winda.
“ya udah gue juga.. mba, mie gorengnya 2 ya!” kata Tara.
Setelah nunggu beberapa saat mienya jadi.
“gue mau cari Raka dulu ya?! Mau balikin stick drumnya!” winda.
“ya, nanti gue duduk disitu. Gue bawain makanan loe!” kata Tara.
“sip!” kata Winda sambil berlari mencari Raka di kerumunan kantin.
Winda menuju ke meja yang berwarna biru di sebelah tukang bakso. Disa terlihat Raka dan teman-temannya yang sedang asik mengobrol. Winda pun menghampiri Raka.
“Raka, ni stick drum loe...” Winda.
“oh iya! Aku lupa kemren. Nanti kamu extra?” Tanya Raka.
“nanti aku ada les gitar. Jadi ga bisa...” winda.
“oh.. thank u ya!” Raka.
“sama-sama,...” Winda. 
Winda pun pergi menghampiri Tara yang tampak kelihatan menunggu. Di tengah jalan dia bertemu dengan Meta. Meta menatap wajah winda dengan sinis, winda membalas. Dan pada akhirnya Winda melanjutkan perjalannya menemui Tara.
“gimana?” Tanya Tara setiba winda dan duduk.
“gimana apanya sih?” Winda.
“Raka lah?!” Tara.
“biasa aja tuh! Emangnya kenapa?” Winda.
“ga kenapa-kenapa sih...” Tara.
Mereka berduan pun makan. Sambil makan mereka membicaran hal-hal menarik yang ada di sekolahnya itu. Karena Winda masih terbilang baru di sana. Sesudah Winda dan Tara makan, mereka pergi ke depan kelas menunggu bel sambil bercerita. Tak di sangka seseorang datang menghampiri mereka berdua dan duduk disebelah winda.
“hai!”
“putri! Kiraiin siapa?!” winda.
“kenapa ha?” Putri.
“terkejut aja kitanya! Kamu nig a da kerjaan! Dah makan belum sih?” tara.
“udah! Win, gue boleh pinjem Tara ga? Ada hal penting yang kita harus omongin! Gimana?” Putri.
“ga papa! Pergi aja...” winda.
“ok! Bye Winda..” Tara.
Winda pun sendirian di depan kelas. Sambil bengong HP-nya bunyi. SMS masuk ke HP Winda.
Win, da orng yg datng kermh nnti. Baik2 ma ong tu ya! Alnya dia ank tmn mama.
“siapa sih? Ada acara diem di rumah lagi! Uhhh bete deh. Tapi moga-moga tu orang ga nyebelin!” Winda.
Sekolah pun berakhir. Dan hari ini Winda harus pulang les gitar, dan ada anak baru yang bakalan diem dirumah. Sesampainya di rumah...

bersambung... 
(maaf kalo ada salah2 kata)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar