Kamis, 30 September 2010

Tahun Ajaran Baru (chapter 3 )

Ternayata cewek itu Dara.
Dara: apaan sih dia? baru ada anak baru udah sok kecakepan! dasar!
Mita: iya, sok banget deh dia tuh!
Dara berjalan menghampiri Jocelyn.
Dara: gue mau ngomong sama loe, sini! (sambil menarik tangan Jocelyn yang lagi liat soal yang ditanya ama Kevin)
Jocelyn: apaan sih? ga usah tarik-tarik kaya gitu deh!
Mereka berdua keluar kelas.

Di luar kelas.
Dara: apa-apaan loe ha? baru ada murid baru udah sok kecakepan loe! ngaca dong!
Jocelyn: kamu tuh yang apa-apaan! Siapa juga yang sok kecakepan? bukannya loe tuh? jadi cewek sok kecentilan! makanya takut cowok-cowok deketin loe saking centilnya!
Dara: jaga mulut loe kalo ngomong ya!
Jocelyn: loe tuh yang jaga mulut loe, cewek centil!
Dara: sekali lagi loe bilang gue cewek centil gue tampar loe!
Jocelyn: tampar aja nih! gue ga takut sama orang kaya loe!
Dara ga main-main soal yang satu ini. Dia langsung melayangkan tangannya dan menampar Jocelyn. Tapi pada saat ia akan menampar Jocelyn, seseorang datang menangkal tangan Dara.
Kevin: kenapa loe?
Dara: loe anak baru itu kan? ya ampun...
Kevin: ga usah basa basi. apa maksud loe mau tampar Jocelyn?
Pada saat itu Jocelyn hanya diam saja.
Dara: gue...
Kevin: apa ha?
Jocelyn: udah-udah. jangan dibahas lagi, mendingan kita kekelas lagi yuk!
Kevin pergi memeggang tangan Jocelyn.
Ditengah jalan ada seseorang mencegatnya...


bersambung...

My First Love (3)


“loe ga papa?” Raka.
“Raka...” Winda.
“loe ga papa kan?” Tanya Raka serius.
“ga papa ko.” Winda.
“biar aku bantuin ya...” ajak Raka.
“ga usah! Aku bisa sendiri ko.” Winda.
Walaupun Winda nolak, tapi Raka tetep bantuin Winda.
“biar aku anter ke UKS ya?! Kamu ga usah apel deh!” kata Raka penuh perhatin. Secepat mungkin hati winda luluh.
‘coba gue punya cowok kaya dia...’ katanya dalam hati.
“gimana?” Raka.
“ga usah, aku bisa kok!” Winda.
“ga usah apanya? Orang lututmu berdarah gitu... pokoknya harus diobatin! Biar ga infeksi. Ya?” Raka.
Winda udah ga bisa bilang apa-apa. “ ya udah deh..” pasrah Winda yang udah ga bisa nolak kebaikan Raka.
Sesampainya di UKS..
“nah kamu nanti ke situ. Biar di obatin ma mba itu. Ya?” Raka.
“ya, thanks ya Raka..” Winda.
“ya ga papa ko! Aku tinggal dulu ya... bye” Raka.
“bye Raka...” Winda.
Sesudahnya di obati, Winda langsung masuk kelas.dikelas dia ditanya ko ga apel pagi-pagi. Ya dia jawab luka tadi. Untung aja ga di hokum.
                              JJJ


Bel lunch pun bunyi.
“lho Win., ngapain loe bawa stick drum?” Tara.
“hmmm ini stick drumnya Raka.” Winda.
“apa? Raka? Ko bisa?!” Tanya Tara penasarn.
“kemaren aku ke music room kan? Terus aku ketemu dia. Aku kenalan ma dia. Katanya dia mau liat aku main drum, tapi aku ga bawa stick drumnya. Dia ngasi aku pinjem deh!” jelas Winda.
“oh! Gila kamu ko dikasi pinjem ama dia ya? Padahal dia paling pelit kalo di pinjemin stick drum yang item itu..” Tara.
“serius loe?” Winda.
“iya! Tanya deh anak-anak kalo ga percaya.” Tara.
“ya percaya deh!” Winda.
“makan yuk?” ajak Tara.
“ayo.! Aku juga udah laper nih!” Winda.
Mereka berdua pun menuju kantin untuk makan siang mereka. Sesampainya di kantin.
“mau makan apa loe?” Tanya Tara ke Winda.
“apa ya? Mie aja deh! Lagi males..” Winda.
“ya udah gue juga.. mba, mie gorengnya 2 ya!” kata Tara.
Setelah nunggu beberapa saat mienya jadi.
“gue mau cari Raka dulu ya?! Mau balikin stick drumnya!” winda.
“ya, nanti gue duduk disitu. Gue bawain makanan loe!” kata Tara.
“sip!” kata Winda sambil berlari mencari Raka di kerumunan kantin.
Winda menuju ke meja yang berwarna biru di sebelah tukang bakso. Disa terlihat Raka dan teman-temannya yang sedang asik mengobrol. Winda pun menghampiri Raka.
“Raka, ni stick drum loe...” Winda.
“oh iya! Aku lupa kemren. Nanti kamu extra?” Tanya Raka.
“nanti aku ada les gitar. Jadi ga bisa...” winda.
“oh.. thank u ya!” Raka.
“sama-sama,...” Winda. 
Winda pun pergi menghampiri Tara yang tampak kelihatan menunggu. Di tengah jalan dia bertemu dengan Meta. Meta menatap wajah winda dengan sinis, winda membalas. Dan pada akhirnya Winda melanjutkan perjalannya menemui Tara.
“gimana?” Tanya Tara setiba winda dan duduk.
“gimana apanya sih?” Winda.
“Raka lah?!” Tara.
“biasa aja tuh! Emangnya kenapa?” Winda.
“ga kenapa-kenapa sih...” Tara.
Mereka berduan pun makan. Sambil makan mereka membicaran hal-hal menarik yang ada di sekolahnya itu. Karena Winda masih terbilang baru di sana. Sesudah Winda dan Tara makan, mereka pergi ke depan kelas menunggu bel sambil bercerita. Tak di sangka seseorang datang menghampiri mereka berdua dan duduk disebelah winda.
“hai!”
“putri! Kiraiin siapa?!” winda.
“kenapa ha?” Putri.
“terkejut aja kitanya! Kamu nig a da kerjaan! Dah makan belum sih?” tara.
“udah! Win, gue boleh pinjem Tara ga? Ada hal penting yang kita harus omongin! Gimana?” Putri.
“ga papa! Pergi aja...” winda.
“ok! Bye Winda..” Tara.
Winda pun sendirian di depan kelas. Sambil bengong HP-nya bunyi. SMS masuk ke HP Winda.
Win, da orng yg datng kermh nnti. Baik2 ma ong tu ya! Alnya dia ank tmn mama.
“siapa sih? Ada acara diem di rumah lagi! Uhhh bete deh. Tapi moga-moga tu orang ga nyebelin!” Winda.
Sekolah pun berakhir. Dan hari ini Winda harus pulang les gitar, dan ada anak baru yang bakalan diem dirumah. Sesampainya di rumah...

bersambung... 
(maaf kalo ada salah2 kata)

Rabu, 29 September 2010

Prom Night


Rumah Sam emang ga pernah sepi dari kunjungan teman-temannya. Setiap hari teman-teman Sam datang kerumahnya. Setiap harinya banyak anak laki-laki yang datang dari lain sekolahnya. Banyak banget hal yang bisa dilakuin Sam dirumahnya. dirumahnya yang besar itu terdapat, tempat skateboard, bowling, basketball, badminton, video game, movie teater. Banyak deh. Semua temen-temen yang udah biasa dateng kerumahnya udah dianggep sebagai saudaranya sendiri oleh Sam.
“Alvin, anter gue jalan yuk!” ajak Sam.
“mau kemana?” Alvin.
“kemana gitu! Yaaaaa...” Sam.
“Samanthaku sayang kita lagi banyak pr. Kamu mau pergi jalan-jalan... mendingan kerjaiin tugasnya ya?” Alvin.
“aaaa... kan bisa nanti! Ya?” Sam.
“duh! Ya deh... api ga lama-lama ya?” Alvin.
“ok!” Sam.
Mereka berdua pun mengahiri pembicaraannya di telphon.


Tak lama kemudian Alvin datang menjemput Sam.
“aha! Alvin dah dateng! Yeah...” kata Sam.
Sam pun keluar dan bergegas keluar.
“ayo cepet!” Alvin.
“sip!” sam.
Didalam mobil.
“kamu mau belanja atau apa?” Tanya Alvin.
“hmm... apa ya? Beli sepatu yuk” Sam.
“ciaaah ni anak kerjanya beli sepatu doang deh! Ga ada yang lain apa ya?” Alvin.
“terus?” Sam.
“ga, ya udah! J” Alvin.
JJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJ


“nah udah sampe...” Alvin.
“yuk turun, sepatunya udah menanti kita...” kata Sam sambil tertawa.
“ada-ada aja deh kamu ni!” Alvin.
“Samantha...” Sam.
Mereka berdua memasuki toko sepatu. Disana banyak banget ada sepatu yang emang keren banget.
“yang itu kamu pasti suka deh Sam!” Alvin.
“yang mana?” Sam.
“yang merah itu...” Alvin.
“o ya! Haaaa keren! Coba yuk!”
Sam mencoba sepatu itu. Dan, pas banget.
“bagus?” Sam.
“banget...” Alvin.
“kalo gitu ayo bayar...” Sam.
Setelah membayar mereka langsung cari makan. Mereka pun menemukan tempatnya. Tapi ditempat itu juga Sam, melihat Rizky sedang makan dengan seorang cewek. Rizky adalah cowok yang disukain sama Sam dari pertama dia lihat Rizky main basket. Rizky satu sekolah dengan Rizky. Tapi nggak sekelas sama Sam.
“Vin, beli es krim yang disana yuk... please...” Sam.
“ya udah... yuk!” Alvin.
“makasi ya Alvin... kamu mang selalu ngerti dan ada buat aku...” Sam.
“iya Samantha sayang...” kata Alvin sambil senyum.
Sebenernya yang bikin Sam tiba-tiba mau beli es krim karena dia liat Rizky. Dia ga mau kalo sampe Rizky liat Alvin.
JJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJ


“makasi ya dah anter bye Alvin.” Sam.
“ya, bye...” Alvin.
JJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJ

Di sekolah.

Tanggal 17 Oktober jam 7 malam akan digelar ‘prom night’ antar tiga sekolah. Bagi yang datang ke prom night harus mengajak pasangannya sendiri.

                                      Ketua OSIS
                                                                                      Carissa Putri Jaya

“mati gue! Sama siapa gue pergi nih? Aaaarrrrgggghhhh.....” omel Sam.
“heh cewe k tomboy! Ga bakalan ada yang mau dateng sama loe! Liat aja deh!” Meta.
“jaga mulut loe ya?!” Sam.
“alah loe tuh! Cewek centil!” Sam.
“liat aja nanti siapa yang bakalan menang di prom! Yang pasti bukan loe!” Meta.
“terserah gue ga peduli!” Sam.
“dada cewek jelek!” meta.
JJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJ

“gue ajak Sam ga ya? Ajak ga ya? Duuh...” Rizky.
Tiba-tiba Sam lewat. Sam cuek aja. Ga noleh malahan.
‘jutek banget tuh cewek, ih tapi... gue kan mau ajak dia ke prom! Gimana dong?’ kata Rizky dalam hati.
Tapi Sam lewat begitu saja tak menghiraukan. Tapi jauh didalam hatinya dia berkata ‘kenapa sih dia ga ajak gue ke prom itu?! Siaaaalll’.
‘bego! Ngapain juga? Dia kan ga suka ma gue! Duuuh bego! Gue juga ga bakalan pergi ke prom.’ Katanya lagi.

bersambung...
:)

My First Love (2)


“oh ini, punya temen ma! Ma aku nak ke atas dulu ya.. byeee...” Winda.
“makan dulu!” Suruh mama.
“Nanti ma!” kata Winda yang suaranya mulai mengecil saat naik tanggaa.
Sesampainya di kamar Winda ga bisa berhenti mikirin Raka. Dia bener-bener dah keseret gara-gara ke gantengannya Raka yang bener-bener sempurna. Tinggi, keren, gaul. Ga ada kurangnya deh. Apalagi pake sepatu DC warna putih. Makin sempurna tampilan anak itu.
“Winda makan dulu...” kata mama yang tiba-tiba dah masuk ke kamar Winda.
“mama, kalo masuk ketok pintu dulu dong!” Winda.
“iya maaf! Anak mama pasti lagi ada hal seru ya di sekolah?!” Tanya mama.”
“ga ada ko ma! Biasa aja! Ko Tanya aku sih?! Ga Tanya kakak aja!” Winda.
“kakakmu belum dateng!” mama.
“lho ko belum dateng? Ini kan dah sore ma..?” Tanya Winda penasaran.
“katanya dia pergi bareng temenya sambil beli perlengkapan sekolahnya katanya.” Omong mama.
“oh! Ma, keluar gi, aku mau mandi ma!” usir Winda.
“ih anak ini! Kenapa sih!” canda mama.
“mama!” Winda.
“ya,ya keluar sekarang!” mama.
Klik. Suara pintu yang di tutup mama. Winda pun mandi. Setelah lama mandi Winda langsung keluar dari kamarnya.
“makaaaannn...” Winda.
“bi, mama mana?” Tanya Winda setelah lama tidak melihat mamanya.
“pergi non.” Bibi.
“oh, bi ada apa aja?” Winda.
“ni non” Bibi.
Winda pun makan. Setelah makan dia lalu beranjak ke kamarnya. Tapi sebelum sampai di atas ada yang mengetuk pintu.
Tok, tok, tok.
“iya bentar.” Kata Winda sambil turun balik ke bawah.
Winda membuka pintunya dengan wajah yang kecut.
“Winda, hehe... mama mana?” Windi.
“kakak! Ko baru pulang?” winda.
“jalan-jalan.” Windi.
“gggrrrr...!!!!!” Winda.
“apa sih kamu?!” Kata kakaknya sambil nyengir.
“mama pergi.” Winda.
“oh ya, ni kenalin pacar kakak!” windi.
“mana?” Winda.
“ini....” windi.
“kenalin Cakka, aku pacar kakakmu...” kata Cakka ramah pada Winda.
“oh, Winda... baik-baik ya pacaran ma kakakku... harus dijaga baik-baik! Hehehe...” Winda.
“iya! Pasti kok!” Cakka.
“padahal kakak mau kenalin Cakka ke mama. Eh mamanya pergi. Gimana Cak?” Tanya Windi ke Cakka.
“ga papa ko Win, kalo gitu gue balik ya...” Cakka.
“ya udah, hati-hati ya Cak.. bye” Windi.
“bye...” Cakka.
“ka, pacar kakak cakep eh! Aku mau!” canda Winda.
“kamu nih! Cari sendiri dong. Kaya kakak pinter, banyak yang naksir! Ga kaya kamu nih!” ejek Windi.
“eh sialan kakak! Liat ya, aku pasti dapet cowok yang keren! Huh!” Winda.
“terserah kamu! Deeee...” Windi.
“kakak, kakak...” gerutu Winda.
Hari pun berlalu. Sekarang malam dan waktunya tidur. Mama, papa. Semua udah pulang.
                                                     JJJ

Esok paginya...
“ka! Ko ga bangunin aku sih?!” ketus Winda.
“kakak juga lupa bangun tau!” Windi.
“mati dah kita telat!” Winda.
Mereka berdua mandi kilat, ganti baju secepat mungkin. Saking ga mau telatnya, tali sepatu ga ada yang ngiket.
“ma ga sarapan ya! Udah telat!” Windi.
“iya ma, pa! Bye...!” Winda.
“anak-anak!” mama.
“pak, cepet! Dah telat nih!” Winda.
“yang mana duluan nih non?” pak maman.
“aku!” Winda dan windi barengan.
“aku dulu!” Winda.
“ya udah deh!” Windi mengalah.
Di tengah jalan mereka Cuma menggerutu. Soal telat sekolahhnya itu. Mereka saling menyalahkan satu sama lain.
Sesampainya di sekolah Winda.
“dada ka... hati-hati di jalan ya!” Winda.
“iya! Bye..” Windi.
Satu hal yang di lupain ma Winda. Ngiket tali sepatu. Ditengah jalan dia ketemu temen-temennya udah pada mau kelapangan.
“aduh mati gue! Kelas pasti dah mau di tutp nih!” Winda.
Hal yang malang pun terjadi pada Winda. Dia jatuh karena nginjek tali sepatunya sendiri. Anak-anak kelas lain Cuma ketawa-ketawa kecil liat Winda. Seseorang tiba-tiba menghampiri winda yang masih belum beranjak bangun karena kakinya terluka.

bersambung...
(maaf kalo ada salah-salah kata)    :) 

Tahun Ajaran Baru ( chapter 2 )

Cody: jangan-jangan...
Justin: apaan sih kalian! udah diem. Males deh!
William: siapa tau itu... HANTU!!!!!!
Amanda: AAAAAAAA!!!!!!
mereka semua lari terbirit-terbirit. Mereka lagi ke lorong kanan yang menuju ke lapangan basket.

Disisi lain Jocelyn dan dkk sedang lari karena mereka melihat bola basket pada main-main sendiri di lapangan basket.
Tiba-tiba...

Semua: WAAAAAA!!!!!! (menjerit keras sambil pandang-pandangan)
Jocelyn: kalian apaan sih? ngapain kalian lari kaya gitu?
Amanda: nah loe! Loe juga lari kaya gitu kenapa??
Jocelyn: tadi itu bola basket di lapangan main-main sendiri tau ga?! iiihhh serem deh!
Amanda: masa? aku tu di deket lab juga tau. kaya ada suara-suara aneh gitu.
Justin: kita semua senasib. Ada yang aneh sama semua ini.
Ken: wooo, wooo, wooo! jangan kaya gitu dong! gue ga mau ya sampe bahas-bahas kaya giniian. gue paling anti. maaf.
Kevin: ga tau juga sih. siapa tau aja... ya ga?
William: aiihh! kalian pada sarap! gue setuju sama Ken! gue ga mau ikut-ikutan.
Justin: apaan sih? kita ga boleh ngira yang ga, ga dulu. belum tentu juga lo! ya kan?
Jocelyn: ya sih.. ya udah kita bareng aja yuk jalannya?
Amanda: setuju!
Mereka semua menuju ke kelas masing-masing. Dan memulai pelajaran di hari pertama sekolah.

Amanda: nah ini kelas 9A. :)

Jocelyn: ini kelas 8B.
Jocelyn masuk serta William, Kevin, Ken masuk.
Jocelyn: bye all....
Amanda: bye... :)

Amanda: nah ini kelas kita. 8A.
...

Kevin: Jos, gue ga tau ama yangg ini. (tanya Kevin pada Jocelyn pada sebuah pertanyaan yang tidak ia mengerti)
Seseorang menatap Jocelyn dengan muka sinis.

bersambung...

Selasa, 28 September 2010

Tahun Ajaran Baru ( chapter 1)

Kepala Sekolah tiba-tiba datang menghampiri Amanda dan Jocelyn.
Kepala Sekolah: Amanda, Jocelyn. Kalian ditugaskan untuk mengantar 6 murid baru untuk melihat-lihat sekolah dan mengantarnya ke kelas masing-masing.
Amanda: kita dapet murid baru Jos! Yeah!
Jocelyn: iya nih! Ga sabar.
Amanda: sekarang ya Pak?
Kepala Sekolah: ya, sekarang. Kalian trmui mereka dibawah.
Jocelyn: baik Pak. Terima kasih.


Jocelyn: Manda, cowok apa cewek ya murid barunya?
Amanda: moga Aja cowok, yang baik, cakep, imut. Semuanya deh! Hahahaha
Jocelyn: ciahhh kamu ni!


Dibawah mereka melihat 6 cowok sedang duduk sambil cuek-cuekan.
Guru: Amanda, Jocelyn, ini dia murid barunya yang Akan kalian anterin buat liat-liat sekolah. Mereka ada 6 dan akan dibagi menjadi dua. Jocelyn: Steven, Ken, sama Kevin. Kalo Amanda, Cody, William, sama Justin. Ok?
Amanda & Jocelyn: baik Bu.
Guru: nah kalian boleh pergi sekarang.
Mereka semua akhirnya pergi Dan mulai berpencar.



Jocelyn: kenalin aku Jocelyn. Aku anak 8A, disini ada yang kelas 8A ga?
Kevin: gue kelas 8A!
Jocelyn cuma senyum.
Ken: woii! Jangan P-D-K-T sekarang dong! Kapan jalananya jadinya?
Steven: iya nih!
Kevin: mulut kalian tu ya!
Jocelyn: ayo, kita jalan lagi.
...


Amanda: kenalin gue Amanda anak kelas 8B. Disini Ada ga yang kelas 8B?
Justin: gue...
Amanda:Owh, klo yg lain kelas brp?
Cody: 9A!
William: 8A!
Amanda: Berarti lo bkl sekelas sm temen gue dong! Will, klo gw liat dr nama lo, pasti lo model2 org tengal gtu deh !!
William: Oh ya dongggg,.... :)
Cody & Justin:  Kacang Mahal!!
William: Gue lupa, gue itu dl.... di sekolah lama gue Gandhi, gue itu dijuluki sebagai President of Tengal Kingdom! Si Steven aja msh dibawah gue.. Y gk Cod?
Cody & Justin: Tau dah! Jadi murid baru udh Caper!
Cody: Dasar! Playboy cap Kuda Lumping! (gumam)
William: Heh! Apa lo blg? Blg aja lo sirik!
Cody: Kata siapa gue sirik?

Terjadi adu mulut antara Cody dan William

Amanda: Ssshh.. ini tuh deket ruang kepsek!

William dan Cody pun diam...


Justin: Gitu dongg.... Damai kan enak!
Lorong deket ruang lab.
'wuussshhhhhhh................'
Amanda: apaan tuh?!

bersambung...

















...

Kamis, 23 September 2010

Justin Bieber won the VMA...

Kim Kardashian: Doc Didn't Botch My Botox

Kim Kardashian didn't "hate" her Botox experience because of her doctor. She just realized a few shots to the face too late that she didn't need it.

"On the show you saw I had some bruising around my eyes after the procedure, which is totally natural, but because I hadn't looked into the side effects, I freaked out," the Keeping Up With the Kardashians star wrote on her blog Wednesday, referring to a recent episode on which she tried to nip aging in the bud.

And she doesn't want anyone to think that the doc who wielded the syringe did anything wrong.

"In no way was Dr. Kassabian a bad doctor," Kim writes. "It wasn't a botched job at all!!"

So if you want some, go get some!

"I am not against botox," she continued, "and I would never judge anyone else for getting any kind of surgical or non surgical procedure, but I think when you're young there are other ways you can look after your skin...Botox just wasn't necessary for me at this age."

Kim, 29, certainly isn't the first relative youngster to jump the gun in that department. But now she knows.
If Justin Bieber could be on CSI, he can surely do a guest spot on Criminal Minds, right?

And Criminal Minds star Kirsten Vangsness has just the part for him…

"Justin can be a terrifying killer—a guy killer," Vangsness tells me. "We always have these women who are getting killed, so I think we need more guys killed."

And then she laughs, "He can kill them and then cut their hair like his. That's how we'll know it's him."

Vangsness not only plays computer expert Penelope Garcia on the CBS drama (season six begins tonight), but she's the only castmember who will also be a regular on its upcoming spinoff Criminal Minds: Suspect Behavior.
Kirsten Vangsness, Melanie Goldstein Jesse Grant/WireImage.com

In other words, she is one busy woman. It's one of the reasons, as well as the passage of Prop 8, that she and fiancée Melanie Goldstein have postponed their wedding. They had originally planned on saying their vows in the spring of last year.

"We've come to the conclusion that we're going to do it in 2013—no matter what," Vangsness says.

Even if gay marriage isn't legal throughout the U.S. by then? Yup.

"Melanie wants us to go to every place that it's legal and just collect marriage certificates from places like Sweden and Mexico like people collect Disney pins," Vangsness says. "We want to put up a whole wall of them."

Rabu, 22 September 2010

My First Love


Hari pertama Winda masuk sekolah di phoenix school.
“aduh ni sekolah... serem amat deh! Ga tau dah gimana nasib gue sekolah di sini....!” Winda.
Winda mencari kelas 8A. Kelasnya.
“hi, anak baru ya?! Kenalin aku Putri.” Sapa salah satu anak di kelas 8A itu.
“iya, aku Winda...” Winda.
“kamu boleh duduk di sebelahku kalo mau...” Putri.
“makasi ya...” Winda.
“sama-sama..” Putri.
Ga beberapa lama udah ada anak masuk ke kelas.
“putri gilaaa! Joe bakalan masuk di sini lagi lo katanya!” omong anak cewek yang menghampiri Putri.
“serius? Ya ampun!” Putri.
“anak baru ya?” cewek itu.
“iya, kenalin Winda..” Winda.
“oh, aku Cinta.” Cinta.
Kelas 8A pun mulai banyak murid yang datang. Mereka semua dah pada kenalan sama Winda. Walau sedikit risih karena Winda anak baru, tapi Winda lumayan ramah sama semua orang yang nyapa dia. Bel pun berbunyi.
“ini bel apaan ya?” Winda.
“ini bel kita kumpul dilapangan!” gusti.
“oh, thanks ya..” Winda.
“sama-sama...” gusti.
Winda pun kelapangan. Sesampainya di sana dia dah ngelakuin hal-hal yang memang harus di kerjaiin di sana. Akhirnya semua selesai.
“pelajaran pertama music uhuuu....” Dita.
“yeeee...” kata anak-anak lain.
Anak-anak kelas 8A pun naik ke music room. Sesampainya di music room.
“pagi anak-anak!” kata guru yang memang dah di situ dari tadi.
“pagiiiii....” sapa balik anak-anak.
“yang duduk di ujung anak baru ya?” guru itu.
“ya, saya murid baru di sini... kenalin nama saya Winda.” Winda.
“oh, saya guru music di sini. Nama saya Eka. Panggil aja miss Eka.
“iya miss.” Winda.
“kamu bisa main alat music?” miss Eka.
“bisa...” Winda.
“alatt music apa?” miss Eka.
“drum ama gitar.” Winda.
“wah Winda, kamu bisa main drum ma gitar? Keren..” Putri.
“coba dong kamu mainin drumnya miss mau denger.” Miss Eka.
Wida pun beranjak dari tempat duduknya dan menuju ke drum yang ada di sebelah papan tulis.
“mainnya yang jkaya gimana?” Winda.
“kaya apa aja...” miss Eka.
Winda pun mengambil stick drumnya dan memulai permainannya. Semua anak-anak pada liatin Winda. Sampe-sampe ada yang kedip liat dia main drum.  Tapi salah satu murid ada yang suka sama permainan Winda, Meta.
“Winda kamu keren banget!” Widy.
“iya...!” Kevin.
“makasi temen-temen.” Winda.
“wah Winda, kamu bagus main drumnya! Miss suka.” Miss Eka.
“makasi miss...” winda.
“apa tuh?! Gitu doing sombong! Dasar loe cari muka!” bisik Meta ke Angel.
“iya! Dasar tuh anak baru!” balas Angel.
“ya udah anak-anak berhubung Karenna kalian baru pertama masuk sekolah, jadi semuanya free... terserah kalian mau ngapain aja!” miss Eka.
Anak-anak pun langsung ngambil alat music yang bisa mereka mainin.
“Winda, kamu keren banget tadi main drumnya!” Putri.
“thanks ya...” Winda.
“kalo gitar kamu kan bisa.. main dong. Nih gitarnya.!” Tara.
“ok..” Winda.
Winda pun main gitar dengan melodi-melodi yang ga bisa diem deh kalo dengernya. Bawaannya pasti pengen nari-nari gitu.
“weeh mang keren kamu ni!” Tara.
“thanks...” Winda.
“sejak kapan kamu bisa main drum  ma gitar?” agus.
“dari kelas 4.” Winda.
“keren!” agus.
“thank u Gus!” Winda.
Pada waktu itu anak-anak seakan berpaling ke Winda karena kehebatannya memainkan 2 alat music itu.
“sialann tu anak! Kalo kaya git uterus, gue ga bakalan jadi trend lagi di school! Gimana nih?” Meta.
“kamu ga bakalan kalah ko Met!” angel.
“tunggu pembalasan gue Winda!” Meta.
Tanpa terasa bel udah bunyi. Anak-anak pun balik kekelas. Di tengah jalan Winda ngeliat cowok ganteng banget. Winda Cuma liat aja. Anak itu bawa stick drum.
“tu cowok siapa?” Winda.
“oh itu... namanya Raka. Dia juga pinter main drum! Temen ceweknya banyak lho! Ga salah, dia ga pernah milih-milih kalo temenan. Baik, tapi nakal minta apmpun dah! Keras kepala!” kata Putri panjang lebar.
“oh! Cakep ya...” Winda.
“naksir loe ya?” Putri.
“ga ko...!” Winda.
“ngaku deh!” Putri.
“ga! Orang di bilangin ga juga!” Winda.
“terserah lah. Aneh kalo cewek ga naksir dia. Ga normal!” Putri.
“maksud loe apa ha?” Winda.
“kidding man!” Putri.
“kiraiin!” Winda.
Semuanya biasa-biasa aja. Sampe bel puulang bunyi.
“mau ambil exkul ga?” Tara.
“ada apaan aja?” Winda.
“music, art, maths, basket, macem-macem lah!” Tara.
“boleh juga tuh kalo music!” Winda.
“gue dah nebak! Pasti loe milih music!” Putri.
“kenapa emangnya?” Winda.
“loe kan pinter music!” Putri.
“terserah lah... kalian apa?” Winda.
“masih bingung kalo gue...” tara.
“gue juga!” Putri.
“ya udah, gue ke music room ya... bye!” Winda.
“ya, bye...” putri dan Tara.
Winda pun menuju music room. Sesampainya di music room betapa terkejutnya dia, Raka lagi duduk sambil mandangin black berrynya. Awal-awalnya Winda sempat bingung. Mau bilang apa dia di situ. Tapi take it easy lah!
“eh Winda...” miss Eka.
‘uh untung dateng nih guru! Kalo ga mau bilang apa gue, soalnya di sini ada si Raka. Tapi dia cakep bangettt...’ kata Winda dalam hati.
“Winda!” miss Eka.
“eh iya miss...” winda.
“mau ambil extra ya?” miss Eka.
“iya nih miss...” Winda.
“mau extra apa?” miss Eka.
“aku drum aja deh miss, aku lagi focus-fokusnya main drum.” Winda. Dalam hati dia berharap bakaln bareng ma Raka.
“oh kamu mau drum ya... kamu tunggu dulu disana, di sebelahnya anak yang bawa hp itu. Dia Raka, dia juga ambil extra drum.” Miss Eka.
“iya miss, makasi.” Winda.
Winda pun duduk di sebelah tembok sambil nyender. Jarak duduknya lumayan jauh ma Raka. Sesaat kemudian...
“eh, anak baru loe ya?” Raka.
Winda sempat bengong karena di sapa dengan Raka.
“iya...” Winda.
“nama loe siapa?” Raka.
“gue Winda, loe siapa ya?” winda.
“kenalin gue Raka!” kata Raka sambil pindah duduk di sebelahnya Winda.
Pada saat itu, Winda Cuma deg-degan minta ampun dadanya. Dalam hatinya Cuma bisa bilang. ‘gila ni cowok! Ganteng banget!’
“ko bengong?” Raka.
“ah? Ga papa ko.... aku kan anak baru, maklum lah liat-liatin kelas ini!” bohong Winda.
“oh! Kiraiin gue ada yang aneh. Loe ngapain di sini?” Raka.
“gue disini ambil extra drum.” Winda.
“wah sama! Gue juga... sejak kapan kamu main drum?” Tanya Raka sambil menatap mata Winda.
‘Tatapannya gilaaaaaaaa.....’ kata Winda dalam hati.
“hmmm dari kelas 4.” Winda.
“oh...” raka.
“Raka, nanti kamu mainnya bareng Winda ya! Kalian udah kenalan belum?” miss Eka.
“iya miss, baru san selesai kenalan.” Raka.
“nah Win, kalo mau Tanya-tanya, Tanya ma Raka ya...” miss Eka.
“iya miss.” Winda.
“gue mau liat loe main drum dong!” Raka.
“tapi gue ga bawa sticknya..” Winda.
“nih pake puny ague!” kata Raka sambil menyodorkan stick yang emang udah dia ppegang dari tadi.
“kereeen! Kamu dapet sticknya dari mana? Warnanya item!” Winda.
“oh itu, aku dikasi ma mama aku waktu dia pergi ke Korea.” Raka.
“ga papa nih gue pinjem?” Winda.
“ga papa!” Raka.
Pada saat Winda hendak memainkan drum hp Raka berbunyi.
“hallo... apa? Mama? Mama kenapa ka? Ya udah aku pulang sekarang!” Raka.
“Raka loe kenpa?” Winda.
“gue harus pulang nih! Gue tinggal dulu ya... bye..” Raka.
“Rak... Raka! Sticknya!” Winda.
Tapi Raka tidak mendengarkannya sedikit pun.
“Rasanya dia lagi ada hal penting banget deh! Biarin lah, gue dapet bawa sick drumnya seharin! Uhuuu..” Winda.
“lho, Raka mana?” miss Eka.
“dia pulang miss, rasanya penting deh!” Winda.
“oh...” miss Eka.
Bel berbunyi saat main drum pun selesai. Di jalan tempat keluar dari kelas-kelas yang begitu banyak Winda melihat mobilnya. Setelah lama melihat-lihat dia menemukan mobilnya.
“pak. Pulang ya...” Winda.
“iya non.” Pak Maman.
Dimobil Winda Cuma bengong mandangin stick drum yang dikasi pinjem ma Raka. Dia Cuma heran ko cepet banget dia pulang padahal dia pengen lama bareng dia. Tapi itu ga kejadian di hari pertamanya sekolah. Yang kejadian Cuma dapet pinjem stick drumnya doing. Ya ga papa lah, asal udah dapet. Yang ga bisa dilupaiin Winda adalah bau harum tubuh Raka yang amat fresh.
“non dah nyampe, ga turun ya?” pak Maman.
“udah ya pak? Ko ga bilang-bilang sih?!” Winda.
“yeee nonnya yang begong gitu sih!” pak Maman.
“yah! Bapak ini!” Winda.
“sayang dapet dari mana tu stick drum? Tumben mama liat.” Sapa mama saat ngeliat stick yang di bawa Winda.
bersambung......