Minggu, 07 November 2010

My First Love (5)


“kenapa loe bengong kaya gitu?! Jelek banget tu mukanya!” kata Yudha.
“ga, gue ga kenapa-napa Yudha...” Winda.
“nah kita dah nyampe!” Yudha.
“ini kan?”  belum selesai Winda Yudha menarikk tangan Winda.
“ahahaha... makan! Gue laper banget tau! Mbak!” katanya.
“iya tuan, ada yang bisa saya bantu?” pelayannya.
“aku mau menunya dong!” Yudha.
“silakan..” pelayan itu.
“loe mau apa Winda?” Tanya Yudha sambil liatin menu-menunya yang ada di sana.
Winda Cuma bengong.
“eh cewek jelek! Loe mau apa?” yudha.
“ha? Apa?” Winda celingukan.
“ngayal apaan sih loe? Dasar cewek aneh!” Yudha.
“gue mesen siomay aja!” Winda.
“sama mba!” Yudha.
“kalo begitu tunggu 15 menit ya...” pelayan.
“kalo bisa 5 menit aja deh mba! Hahaha becanda...” Yudha ngelucu.
Pelayan itu Cuma senyum aja. Suara hp Yudha tiba-tiba bunyi.
“halo, iya! Nanti seh kalo gue ada waktu ama gue ya! Gue lagi jalan nih ma cewek! Oh ya lah! Sip, bye...” Yudha menutup telphonenya.
“siapa?” Tanya Winda.
“bukan urusan loe! Ga penting!” Yudha jutekin Winda.
“rese!” Winda.
Tapi Yudha ga peduli sama sekali. Makanan pun datang.
“selamat menikmati...” pelayan.
“ya.” Yudha.
“aaaaaaaaaaa......” teriak Winda.
“makanannya ada sambel ya? Sini tuker sama gue!” kata Yudha sambil mengambil piring Winda dan memberikan miliknya ke Winda.
“loe ko tau?” Winda.
“ga penting! Ayo makan! Cepetan!” bentak Yudha.
Winda hanya heran ada sesuatu yang aneh dari Yudha. Rasanya Yudha dah kenal Winda lama. Semua ditauin. Mereka pun makan. Dalam beberapa menit mereka selesai makan.
“pulang yuk!” Winda.
“ya lah! Siapa yang mau ampe malem di sini!” Yudha.
“dasar!” Winda.
“apa? Mau gue tinggal disini?!” bentk Yudha.
“bisa ga sih loe ga bentak-bentak gue?!” Winda.
“alah! Banyak omong loe!” katanya.
“gue ga tau harus ngomong ama sama loe!” Winda.
Mereka pulang.





“siapa sebenernya Yudha itu? Kenapa dia tau banyak soal gue? Dia siapa? Seharusnya gue ga terlalu mikirin itu! Gue masih punya banyak pr yang harus gue kerjain! Tapi gimana si Raka ya? Dia lagi ngapain ma Inez? Gue ga mau kalo sampe Inez dapetin Raka. Gue suka sama dia! Seharusnya dia tau!” katanya Winda si dalam kamar sendirian sambil memandangi  dirinya di kaca.
“WINDA! WINDA!” teriak seseorang dari pintu depan.
“bentaaaaaaaarrr!!!!!!!!” jawab Winda.
Winda pun turun dari kamarnya.
“Yudha? Ngapain loe? Ga pulang?!” Tanya Winda.
“ni, gue punya hadiah buat loe. Soalnya loe dah nganterin gue makan tadi!” kata Yudha sambil menjulurkan sebuah tas warna pink.
“apaan ni?” Winda.
“liat ampe kamar aja! Bye....” Yudha.
Winda pun pergi ke kamarnya.
“Yudha kasi apaan sih?” kata Winda sendiri dikamarnya.
Winda membuka bungkus itu.
“ya ammpun! Blouse merah yang gue liat di mal adi! Yudha! Dia ko tau ya? Ya ampun anak itu!” katanya sambil senyum-senyum sendirian.
Hari berlalu datar-datar aja.




Esok paginya....
Winda turun cepet-cepet buat sarapan.
“pagi ma...” winda.
“pagi... oh y, nanti kamu berangkat bareng sama Yudha ya?!” mama.
“apa? Terus Inez gmna ma ka Windi?” Tanya winda.
“Inez katanya dijemput Raka, kakakmu dijemput ma pacarnya. Nanti mama pergi soalnya... makanya kamu sama Yudha.” Jelas Mama.
“apa? Inez sama Raka?!” Winda.
“iya! Kenapa?” mama.
“ga kenapa-kenapa.” Winda.
Tok, tok, tok.
“tu pasti Yudha! Sana buka pintunya.” Mama.
“iya...” Winda.
Winda pun pergi ke depan untuk membukakkan pintu. Winda pun membuka pintunya.
“Raka?!” Winda.
“Winda!” Raka.
“loe cari Inez ya?!” kata Winda dengan jutek.
“i...i...iya...” kata Raka gugup.
“Inez! Sini! Raka udah nunggu nih!” teriak Winda memanggil Inez.
“ya...” terdengar suara Inez.
“tuh!” Winda.
“yuk Raka!” Inez.
“hmmm yuk! Bye Winda...” Raka..
“bye.” Katanya jutek karena sebel kenapa harus Inez yang dijemput ma Raka.
Setelah Raka pergi sebuah mobil pun berhenti didepan rumah.
‘pasti Yudha’ katanya dalam hati.
“Winda...!” panggil Yudha dari kejauhan.
“eh Yudha,..” kata Winda sambil tersenyum.
“gimana? Kamu suka blousenya? Aku beliin kamu soalnya aku tau kamu pasti suka ma warna itu...” kata Yudha.
“ya ampun hamper aja gue lupa, makasi banyak ya Yudha. Aku suka banget! Hehe” Winda.
“bagus deh! Yuk berangkat. Nanti telat” ajak Yudha.
“ya, aku pamit ma mama dulu ya?!” Winda.
Winda pun kedalam untuk pamit ke mamanya.
“yuk!” Winda.
Mereka berdua pun berangkat kesekolah. Sesampainya disekolah. Banyak banget anak-anak cewek yang keluar dari gerbang sekolah Cuma buat liatin mobil yang dinaikin ma Winda.
“kenapa tuh anak-anak pada gila ya? Tumben mereka liatin gue kaya gitu!” Winda keheranan.
“ga tau tuh! Aku tinggal ya, aku juga sekolah nih! Bye Winda, baik-baik disekolah ya...” kata Yudha penuh perhatian.
“hmm ya, kamu juga ya Yudha... bye...” balas Winda yang agak heran kenapa Yudha kaya care banget ma dia.
Winda pun berjalan masuk kesekolahnya. Banyak banget cewek yang bisik-bisik habis Winda turun dari mobil Yudha. Salah satu siswi pun berkata.
“Winda loe ko bisa dianter ma Yudha sih?!” Tanya Devi.
“aaa...apa? hmmm gue cepet-cepet nih, dah dulu ya... bye..” kata winda sambil berlari.
Sambil berlari dia berkata, “apa-apaan sih anak-anak?! Ih tau Yudha lagi? Yudha tu siapa?!”.
Tiba-tiba seseorang mencegatnya.
“Windaaaa... ya ampun! Ko bisa dianter ma Yudha? Dia kan anak sebelah yang jago maen basket, pinter banyak deh! Beruntungnya jadi loe ya! Gue mau!” kata Putri.
“apa? Yudha?!” Winda.
“iya, Yudha!” Putri.
“mama gue yang nyuruh!” Winda.
“ya ampun! Jangan-jangan kamu mau dijodohin lagi sama mamamu!” kata Putri.
‘ih loe apa sih?! Ga kali! Udah jangan omongin dia lagi! Pusing gue!” Winda.
“iya, ya...” Putri.
Sebelum sampai Winda dicegat lagi.
“winda, lo ko...” belum selesai Tara bicara Winda menjawab.
“apa Yudha? Sorry gue cepet-cepet! Bye Tara!” Winda berlari.
Sesuatu pun terjadi, Winda menabrak Raka. Pujaaan hatinya.
“Winda, loe ga papa?” Tanya Raka.
“ha? Ga papa ko...” kata Winda.
“biar aku anter ke kelas ya?” ajak Raka.
“ha? Apa?” Winda gugup seketika.
“ah ayo, aku anter.!” Kata Raka sambil menggandeng tangan Winda.
‘ya ampun Tuhan! Tangan due dipegang ma Raka... duh senengnya. Berharap banget kelas masih jauh dari sini. Aku mau lama-lama sama Raka’ katanya dalam hati.
“nah ayo taruh tasnya...” Raka.
“yaaaahh udah ya?” Winda.
“maksud kamu apa?” Tanya Raka.
“a? Ga, ga kenapa-kenapa!” jawab Winda.
“ya udah, aku tinggal dulu ya...” Raka.
“yaaa.......”.

Setelah itu seklah pun merlalu biasa-biasa saja.
Sampai akhirnya Winda pulang. Winda pun pulang tak disangka ternyata Yudha sudah menjemput Winda. Winda pun lari menghampiri Yudha. Tapi hal menyebalkan yang sring terjadi pada winda terjadi lagi, seseorang membawa balok sambil berlari dan tak sengaja menggores siku Winda. Yudha pun keluar dari mobil dan menyelamatkan Winda.
“Winda? Kamu ga papa?” Tanya Yudha perhatian.
“hmmm ga papa...” Winda.
“ga kenapa apanya? Ayo sekarang kita kedokter. Nanti kamu infeksi. Cepet!” Yudha.
“iyaaaa...” Winda.




Sesampainya di rumah sakit siku Winda pun diobati dan mereka pulang.


bersambung...